Posted by : intan dewi Sabtu, 04 November 2017

 PANTAI BLADO
Pantai Blado di Munjungan, kado indah di pesisir selatan Jawa.
Pantai Blado tidak semoncer Prigi, Parangtritis, dan Pangandaran. Kesamaannya, posisinya di pesisir selatan Pulau Jawa, menghadap luasnya Samudra Indonesia. Pantai Blado berada di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Pantai Blado berpasir cokelat tanah, membentang sepanjang tiga kilometer dari barat hingga timur, terhampar di teluk berpagar perbukitan hijau.
Pohon kelapa menjulang tumbuh di bagian daratan tepian pantai. Pohon bakau, pancer atau sungai tempat menampung air laut pasang, menjadi tempat penambatan perahu-perahu nelayan tradisional. Pantau Blado berjarak sekitar 47 kilometer dari jantung kota Trenggalek. Dari arah Surabaya atau Malang lalu Tulungagung, Pantai Blado bisa digapai dari pertigaan Ngetal ke arah Gandusari, Kampak, lalu Munjungan. Medan jalan dari Kampak menuju Munjungan melewati perbukitan terjal dan berkelok.
Di sejumlah titik jalanan berformasi huruf S, bahkan Z akibat saking tajamnya tikungan dan tanjakan. Sudah begitu, banyak aspal dan cor-coran semen pengeras jalan yang ambles. “Jalan rusak dan medan yang turun-naik menjadi kendala. Kami kerap merasa seperti terisolasi,” kata Sutarto, warga Munjungan, Jumat pekan pertama Mei 2016.
Saking beratnya medan ke Munjungan, ada petuah kuat bagi yang tidak pernah melintasi jalur itu agar memanfaatkan jasa sopir tempatan. Biasanya, ada sopir yang menawarkan jasanya di perempatan Kampak, dan juga sebaliknya ketika berada di Munjungan.
Sesungguhnya Munjungan merupakan daerah yang dilalui Jalur Lintas Selatan Jawa. Jalan JLS memiliki lebar 20-30 meter, dari Banyuwangi bagian selatan, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan, hingga menembus perbatasan Jawa Tengah, terus ke Yogyakarta hingga ke Jawa Barat. Namun, proyek ini dalam tahap pengerjaan. Baru sekitar dua kilometer jalan JLS di lokasi Munjungan yang telah jadi.
Mirip dengan di Parangtritis dan juga di Prigi, ada tradisi labuh laut nelayan di Pantai Blado.  Namanya, labuh laut Longkangan yang jatuh hari Jumat Kliwon pada bulan Selo dalam penanggalan Jawa, atau Dzulqaidah dalam kalender Hijriah. Menurut Lamoedji, 86 tahun, yang pernah menjadi camat di Munjungan, Longkangan merupakan tradisi bersyukur nelayan. “Nelayan berterima kasih dan berdoa pada Allah atas melimpahnya rezeki tangkapan ikan,” kata Lamoedji.
Legenda rakyat mengatakan Longkangan merupakan hari peringatan pada Roro Puthut, seorang atau sosok yang oleh sebagian masyarakat Munjungan yakini mendapat tugas dari penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul untuk menjaga laut di kawasan Munjungan. Nelayan biasanya melepas gunungan atau nasi buceng, dan aneka uba-rampai ke tengah laut.
Ombak Pantai Blado besar, seperti lazimnya ombak laut di pantai yang menghadap lautan luas, sehingga cocok buat mereka yang suka berselancar. Pengunjung dilarang mandi di pantai karena ombaknya berbahaya. Bagi penyuka mancing, Pantai Blado juga tempat yang menyenangkan, sekaligus bisa untuk berpetualang. Buat mereka yang doyan makan, bisa menikmati ikan tongkol atau layur asap berkuah pedas, dengan nasi tiwul yang terbuat dari singkong.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KELOMPOK 3 SMEPANESA 8B - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -